Perbedaan antara analisis horizontal dan vertikal
Cara melakukan analisis struktural
Analisis finansial adalah proses menilai keuangan perusahaan. Ini membantu para trader dan investor membuat keputusan yang tepat. Salah satu metode utamanya adalah analisis vertikal, yang memecah data keuangan untuk mengidentifikasi tren dan menemukan wawasan. Proses ini memainkan peran penting dalam perencanaan strategis.
Apa itu analisis vertikal?
Analisis vertikal, juga dikenal sebagai analisis struktural, adalah metode menganalisis laporan keuangan dengan mengekspresikan setiap item baris sebagai persentase dari angka dasar.
Misalnya, dalam laporan laba rugi, setiap item baris ditampilkan sebagai persentase dari pendapatan. Ini memungkinkan kita untuk menentukan item biaya atau pendapatan mana yang memiliki dampak terbesar pada kinerja keuangan keseluruhan.
Rumus analisis vertikal
Untuk melakukan analisis vertikal, bagi nilai item tertentu dengan total nilai angka referensi utama —total aset untuk neraca atau total penjualan untuk laporan laba rugi—kemudian kalikan dengan 100% untuk mengekspresikannya sebagai persentase.
Rumus untuk menghitung persentase analisis struktural:
Rumus analisis vertikal
Ketika kita mengubah data menjadi persentase, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang proporsi aset dan kewajiban finansial perusahaan secara keseluruhan.
Contoh analisis vertikal
Mari kita ambil perusahaan dengan data neraca sebagai berikut pada tanggal 31 Desember 2022:
Kas | $100.000 |
Aset Tetap | $50.000 |
Piutang usaha | $40.000 |
Wesel bayar | $10.000 |
Modal saham | $10.000 |
Saldo laba | $140.000 |
Utang Usaha | $30.000 |
Total aset perusahaan:
Menggunakan rumus analisis vertikal,
Proses di atas dapat dirumuskan untuk item-item selanjutnya dalam data neraca perusahaan.
Analisis laporan keuangan vertikal | |||
---|---|---|---|
Periode 1 | % | ||
Item Baris 1 (Dasar) | 90.000 | 100 | |
Item Baris 2 | 50.400 | 56 | |
Item Baris 3 | 19.800 | 22 |
Dalam tabel di atas, setiap item baris dihitung dengan merujuk pada item dasar. Misalnya, item baris 3 dihitung sebagai berikut:
Mengapa analisis vertikal penting?
Analisis vertikal memudahkan perbandingan laporan keuangan antar perusahaan dan industri yang berbeda. Ini membantu melacak perubahan dari waktu ke waktu, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kesehatan ekonomi suatu bisnis.
Misalnya, dengan melihat bagaimana item pengeluaran mempengaruhi profit perusahaan, kita dapat mengukur seberapa efisien perusahaan ini mengelola biaya dibandingkan dengan pesaing. Bayangkan perusahaan X memiliki pendapatan sebesar $1.000.000 dan biaya penjualan sebesar $600.000. Analisis vertikal akan menunjukkan bahwa biaya penjualan adalah 60% dari pendapatan.
Hal di atas menunjukkan bahwa untuk setiap dolar pendapatan, bisnis menghabiskan 60 sen untuk barang atau jasa. Misalkan kita membandingkan data ini dengan perusahaan lain di industri yang sama, dan hasilnya menunjukkan bahwa X memiliki nilai struktural yang lebih tinggi—kita dapat menyimpulkan bahwa perusahaan X kompetitif.
Perbedaan antara analisis horizontal dan vertikal
Analisis horizontal, juga dikenal sebagai analisis tren, membandingkan data keuangan selama beberapa periode untuk mengidentifikasi tren dan perubahan dalam kinerja perusahaan. Metode ini membantu menilai bagaimana indikator keuangan utama berkembang dari waktu ke waktu dan meramalkan tren masa depan.
Rumus analisis horizontal
Misalkan perusahaan Y memiliki pendapatan sebesar $1.000.000 untuk tahun 2020 dan $1.200.000 untuk tahun 2021.
Ini menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 20% selama tahun tersebut. Ini bisa menunjukkan peningkatan permintaan untuk produk perusahaan atau strategi pemasaran yang berhasil. Menganalisis data seperti ini selama beberapa tahun memungkinkan kita mengidentifikasi tren jangka panjang dan menarik kesimpulan tentang masa depan bisnis.
Keuntungan dari analisis horizontal:
- Identifikasi tren. Membantu investor mengidentifikasi tren jangka panjang dalam kinerja keuangan perusahaan. Ini bisa berguna untuk perencanaan strategis dan pengambilan keputusan manajemen.
- Analisis dinamika. Memungkinkan kita menilai bagaimana kinerja keuangan perusahaan berubah dari waktu ke waktu. Ini dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis serta memilih area untuk perbaikan.
- Prediksi. Berdasarkan tren yang diidentifikasi, trader dapat membuat prediksi untuk masa depan. Ini berguna untuk perencanaan anggaran, evaluasi proyek investasi, dan pengambilan keputusan strategis lainnya.
Sekarang mari kita lihat bagaimana analisis vertikal berbeda dari analisis horizontal:
- Pendekatan analisis. Berfokus pada struktur dari satu periode pelaporan, sedangkan analisis horizontal membandingkan data dari beberapa periode. Ini membuat setiap metode unik dan berguna dalam situasi yang berbeda.
- Tujuan dari analisis. Memungkinkan investor memahami struktur biaya dan pendapatan, sedangkan analisis horizontal membantu mengidentifikasi tren dan perubahan. Kedua metode saling melengkapi dan memberikan gambaran lebih lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan.
- Aplikasi. Berguna untuk membandingkan perusahaan dengan ukuran yang berbeda, sedangkan analisis horizontal lebih cocok untuk menilai dinamika satu perusahaan. Ini membuatnya menjadi alat yang berguna untuk berbagai jenis analisis dan pengambilan keputusan.
Kelebihan dan kekurangan analisis vertikal
Seperti metode lainnya, analisis vertikal memiliki kelebihan dan kekurangan. Mari kita tinjau secara mendetail.
Kelebihan:
- Memudahkan perbandingan laporan keuangan dari berbagai perusahaan, terlepas dari ukurannya. Ini sangat berguna bagi investor dan analis yang ingin mengevaluasi kinerja perusahaan lain dalam industri yang sama.
- Membantu memahami item biaya mana yang menyumbang bagian terbesar dari struktur biaya keseluruhan. Informasi ini penting untuk mengidentifikasi area di mana biaya dapat dikurangi atau efisiensi ditingkatkan.
- Menunjukkan perubahan struktur biaya dan pendapatan perusahaan dari waktu ke waktu. Data ini memungkinkan untuk mengidentifikasi tren dan menentukan bagaimana kesehatan keuangan perusahaan berubah.
Kekurangan:
- Analisis vertikal mengasumsikan bahwa biaya dan pendapatan selalu tetap. Namun, ini tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, analisis ini tidak selalu dapat diandalkan untuk perusahaan dengan dana yang berubah.
- Meskipun analisis vertikal menyederhanakan informasi, ia tidak mempertimbangkan alasan hubungan antara biaya dan pendapatan. Misalnya, jika Anda hanya melihat biaya produksi, Anda tidak akan melihat berapa banyak upaya yang dibutuhkan dalam mengembangkan produk tersebut.
Cara melakukan analisis vertikal
Analisis laporan neraca vertikal adalah cara untuk mempelajari lebih lanjut tentang kesehatan keuangan perusahaan Anda. Dihitung dengan membagi setiap item laporan neraca dengan total aset dan menemukan persentasenya. Ini akan memberi tahu Anda persentase total aset yang diambil oleh setiap item tersebut.
Untuk melakukan analisis struktural, Anda perlu:
- Mengumpulkan data laporan neraca untuk setiap item baris.
- Menentukan total jumlah aset.
- Membagi setiap item laporan neraca dengan total aset dan mengalikannya dengan 100.
- Menganalisis hasilnya dan menemukan pola.
- Membandingkan hasilnya dengan perusahaan lain dalam industri Anda.
- Menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan.
Kesimpulan
- Analisis vertikal adalah perhitungan cepat dan sederhana yang dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi keuangan.
- Ini memungkinkan Anda untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan bisnis lain dalam industri yang sama dan memutuskan strategi investasi.
- Untuk melakukan ini, membagi setiap item neraca dengan total aset dan mengalikan angkanya dengan 100.
- Analisis struktural dan horizontal membandingkan hal-hal yang berbeda dan lebih efektif jika dilakukan bersama-sama.