Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Tetap di Atas $30,50 karena Sikap Dovish The Fed yang Diperkuat

• Harga Perak menguat karena inflasi AS yang lebih lemah memicu spekulasi bahwa The Fed akan menerapkan dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2025.
• Perak berdenominasi Dolar mendapat dukungan karena Dolar AS yang lebih lemah membuatnya lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing.
• Permintaan Perak bisa melemah karena kelebihan kapasitas dalam industri panel surya Tiongkok mendorong perusahaan fotovoltaik untuk bergabung dengan program disiplin diri pemerintah.

Harga perak (XAG/USD) tetap stabil di sekitar $30,70 per troy ounce selama sesi Asia pada hari Kamis. Harga logam tanpa imbal hasil ini mendapat dukungan karena inflasi inti AS yang lebih rendah dari prakiraan pada bulan Desember memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) AS mungkin akan menerapkan dua kali penurunan suku bunga tahun ini.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada di 4,27% dan 4,66% pada saat berita ini ditulis. Kedua imbal hasil turun lebih dari 2% pada hari Rabu. Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan di dekat 109,00, melanjutkan penurunannya untuk 4 sesi berturut-turut. Dolar AS yang lebih lemah membuat logam mulia lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing, yang meningkatkan permintaan untuk Perak.

IHK AS naik sebesar 2,9% year-over-year pada bulan Desember, naik dari 2,7% pada bulan November, sesuai dengan ekspektasi pasar. IHK bulanan naik sebesar 0,4%, setelah naik 0,3% pada bulan November. IHK Inti AS, tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik sebesar 3,2% secara tahunan pada bulan Desember, sedikit di bawah 3,3% pada bulan sebelumnya dan prakiraan analis sebesar 3,3%. IHK Inti naik sebesar 0,2% month-over-month pada bulan Desember 2024.

Kelebihan kapasitas dalam industri panel surya Tiongkok telah mendorong perusahaan fotovoltaik untuk bergabung dengan program disiplin diri pemerintah yang dirancang untuk mengatur pasokan, yang dapat membatasi prospek permintaan Perak dari sektor kunci ini. Selain itu, laporan tentang praktik kerja paksa di pabrik panel surya di wilayah Xinjiang, Tiongkok, telah menyebabkan AS memberlakukan larangan impor pada beberapa produsen tertentu.