Mengonfirmasi Anda bukan dari AS atau Filipina

Dengan memberikan pernyataan ini, saya secara tegas menyatakan dan mengonfirmasikan bahwa:
  • Saya bukan warga negara atau penduduk AS
  • Saya bukan penduduk Filipina
  • Saya, secara langsung maupun tidak langsung, tidak memiliki lebih dari 10% saham/hak suara/kepentingan dari penduduk AS dan/atau tidak mengontrol warga negara atau penduduk AS dengan cara lain
  • Saya tidak berada di bawah kepemilikan langsung atau tidak langsung untuk lebih dari 10% saham/hak suara/kepentingan dan/atau berada di bawah kontrol warga negara atau penduduk AS dengan cara lain
  • Saya tidak berafiliasi dengan warga negara atau penduduk AS dalam hal Bagian 1504(a) dari FATCA
  • Saya menyadari tanggung jawab saya jika membuat pernyataan palsu.
Untuk tujuan pernyataan ini, semua negara dan wilayah dependen AS disamakan dengan wilayah utama AS. Saya berkomitmen untuk membela dan membebaskan Octa Markets Incorporated, direktur dan pejabatnya dari klaim apa pun yang timbul akibat atau terkait dengan pelanggaran apa pun atas pernyataan saya.
Kami berkomitmen menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi Anda. Kami hanya mengumpulkan email untuk menyediakan penawaran khusus dan informasi penting tentang produk dan layanan kami. Dengan memberikan alamat email, Anda setuju untuk menerima surat tersebut dari kami. Jika Anda ingin berhenti berlangganan atau memiliki pertanyaan maupun permasalahan, silakan hubungi Layanan Pelanggan kami.
Octa trading broker
Buka akun trading
Back

Bank Indonesia Ambil Langkah Cepat di Pasar Off-shore dan Domestik guna Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) mengambil langkah tegas dalam merespons tekanan global terhadap nilai tukar Rupiah. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar hari ini, BI memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar off-shore melalui instrumen Non Deliverable Forward (NDF), guna menstabilkan Rupiah yang terdampak gejolak global.

Tekanan terhadap Rupiah semakin intens sejak Amerika Serikat mengumumkan kebijakan tarif baru pada 2 April 2025, yang langsung direspons dengan tindakan balasan oleh Tiongkok dua hari kemudian. Perang tarif dua negara besar ini membuat pasar keuangan global goyah. Imbasnya, arus modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, makin deras dan nilai tukar makin tertekan. Apalagi, kondisi ini terjadi bertepatan dengan libur panjang Idul Fitri 1446 H, saat pasar domestik tutup dan transaksi banyak bergeser ke pasar off-shore, membuat Rupiah makin rentan.

Sebagai respons, BI langsung turun tangan dengan intervensi yang dilakukan secara berkelanjutan di pasar NDF di kawasan Asia, Eropa, dan New York. Tak berhenti di situ, intervensi juga akan diperkuat di pasar domestik mulai 8 April 2025, bertepatan dengan hari pertama pembukaan kembali pasar keuangan nasional. Aksi BI ini mencakup transaksi di pasar valuta asing (Spot dan DNDF) serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Selain itu, Bank Indonesia akan mengoptimalkan pemanfaatan instrumen likuiditas Rupiah guna menjaga kecukupan dana di pasar uang dan sistem perbankan domestik. Seluruh kebijakan ini ditempuh untuk menjaga stabilitas nilai tukar, meredam volatilitas berlebihan, serta menjaga kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Langkah-langkah ini diambil demi memastikan nilai tukar Rupiah tetap stabil, menghindari gejolak yang berlebihan, dan menjaga kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

Harga Emas India Hari ini: Emas Memperpanjang Penurunan dari Rekor Tertinggi di Tengah Aksi Jual Global

Setelah penurunan 3% pada harga Emas di Comex pada hari Jumat, harga Emas di India tetap berada di sisi rugi pada hari Senin pagi
Baca selengkapnya Previous

Shanghai Composite Turun Lebih dari 8% ke Terendah Baru 2025 di Area 3.399 di Tengah Keriuhan Tarif AS

Shanghai Composite (SSE) Tiongkok berada di 3.431 turun lebih dari 8% pada saat berita ini ditulis di hari pertama pekan perdagangan baru.
Baca selengkapnya Next